Apa
itu ETNOMUSIKOLOGI???
Etnomusikologi
merupakan bagian dari musikologi. Kata Etnomusikologi berasal dari ethnomusicology (bahasa Inggris) yang
berasal dari tiga kata yaitu ethos,
mousike, dan logos. Kata ethos memiliki arti bangsa-bangsa; mousike artinya musik, dan logos artinya ilmu. Secara harfiah dapat
ditarik secara singkat definisi etnomusikologi, yaitu ilmu musik bangsa-bangsa.[1] Banyak
peneliti telah mendefinisikan etnomusikologi, salah satunya Benyamin Gilman.
Allan P. Merriam mengutip definisi etnomusikologi oleh Benyamin Gilman, yaitu:
Ethnomusicology
the study of exotic music properly comprised primitive and orirntal forms.[2]
Etnomusikologi
merupakan studi tentang music eksotik secara tepat terdiri atas bentuk
primitive dan oriental.
Istilah Etnomusikologi
muncul pada tahun 1960-an. Istilah ini digunakan oleh Jaap Kunts dalam bukunya
yang berjudul Musicologica: a Study of
The Nature of Ethnomusicology, its Problems, Methods, and Represntative
Personalities.[3] Sebelum tahun 1960-an, kata
Etnomusikologi belum digunakan sebagai ilmu yang meneliti dan mengkaji musik
bangsa-bangsa. Kata yang digunakan sebelum Etnomusikologi, adalah musik
perbangingan atau musik komparatif. Istilah music komparatif muncul pertama
kali dikemukakan oleh Guido Alder, ia mengumpulkan lagu-lagu rakyat dari
berbagai bangsa di dunia, digunakan untuk tujuan etnografi dan klasifikasi.[4]
Dikatakan musik perbandingan karena
peneliti-peneliti membandingkan musik yang ada di dunia.[5]
Meneliti musik dengan cara mengkomparasikan musik suatu bangsa dengan bangsa
lain untuk memperoleh persamaan dan perbedaan (karakteristik). Peneliti musik
bangsa-bangsa pada saat itu menggunakan konsep musik Barat. Hal ini dapat
dilihat bahwa beberapa peneliti yang sudah terbiasa mengenal musik diatonik (12
nada), menganggap musik pentatonik (5 nada) adalah salah. Beberapa peneliti
berusaha menghilangkan pengaruh musik Barat untuk meneliti dan mengkaji musik
yang menggunakan pentatonik.
Para etnomusikolog
dalam meneliti dan mengkaji musik bangsa-bangsa, pertama-tama mereka membuat
etnografi dan memasukan musik kedalamnya. Jadi Etnomusikologi itu sendiri awal
mulanya terfokus pada nada-nada dan alat musik bangsa lain, lalu berkembang
menjadi mencari relasi antara musik dengan manusia dalam sebuah kebudayaan. Perkembangan
ilmu Etnomusikologi pada masa ini terlihat jelas, yaitu penelitian ini
memerlukan teks dan konteks. Teks yang dimaksud adalah musik itu sendiri; dan
konteks adalah masyarakat. Penelitian Etnomusikologi tidak dapat berdiri di
satu kaki dengan meneliti musik daerah atau bangsa-bangsa saja, tetapi harus
melihat fungsi dan makna musik dalam ranah sosial.[6]
Dalam penelitian
etnomusikologi, terdapat beberapa prosedur yang bias membantu dalam penelitian.
Penelitian etnomusikologi melalui tujuh langkah menurut Barbara Krader, yaitu
(1) koleksi dan dokumentasi: kegiatan pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan bantuan alat teknologi, yaitu kamera dan recorder, (2) transkip dan
analisis akustika: mencatat hal-hal (data) yang esensial dan menganalisis
struktural musikalnya, (3) klasifikasi, sistematisasi, dan analisis: untuk
mengetahui hubungan antar setiap bagian, (4) fungsi sosial: mengetahui fungsi
instrument atau pertunjukan dalam konteks sosial (5) dimensi kesejarahan:
berguna untuk melihat perkembangan dari objek yang diteliti (6) etika: dalam
meneliti etnomusikologi, peneliti juga harus mempublikasikan seniman (musisi)
yang diteliti, dan (7) kesimpulan: .[7]
Prosedur penelitian etnografi yang disampaikan oleh Krader, diharapkan penelitian
yang dilakukan etnomusikolog dapat tersusun secara sistematis.
[1]Shin Nakagawa, Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar
Etnomusikologi (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1-2.
[2]Alan P. Merriam, The Anthropology of Music, (Amerika, Northwestern University Press,
1964), 5.
[3]R. Supanggah (ed), Etnomusikologi (Yogyakarta, Yayasan
Bentang Budaya, 1995), 1.
[4]R. Supanggah (ed), 44.
[6]Nakagawa, 6.
[7]R. Supanggah, 9-25.