Kamis, 30 Oktober 2014

Sejarah Musik Jazz Secara Global

Sejarah Musik Jazz Secara Global

Musik jazz yang dulunya diciptakan oleh para budak Afro-Amerika kini mampu menjadi fenomena budaya terbesar karena mampu diterima dan menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Penyebaran musik jazz mengalami proses yang panjang diikuti dengan perubahan kata “jazz” itu sendiri. Kata “jazz” menurut Henry Martin dan Keith Waters dalam buku Jazz: The First 100 Years, menyatakan bahwa:
Some have pointed to a French origin from the verb jaser, which means to chatter or gossip; other have said that the word is a synonym for sexsual intercourse. Variously spelled Jas, Jass, Jaz, Jasz, and Jascz. The word is African in origin….[1]

Kata Jaser berasal dari Perancis yang berarti gosip, obrolan, dan hubungan seksual. Awalnya jazz berkonotasi negatif yaitu berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual.[2] Penggunaan kata “jazz” dari Afrika terus berubah, seperti: Jas, Jass, Jaz, Jasz, and Jascz. Istilah “Jazz” baru menjadi populer sejak munculnya rekaman dari Original Dixieland Jazz Band pada tahun 1917.[3]
Karakteristik musik jazz itu sendiri adalah memiliki bagian improvisasi, swinging, dan dipengaruhi oleh blue tonality.[4] Improvisasi adalah seni mengkomposisi saat bermain, tanpa notasi, berkreativitas secara musikal, dan spontan.[5] Swinging merupakan ritmis yang mengayun, secara musikal dapat terlihat pada ketuknya menjadi triplet atau triol. Bluetonality atau blue note adalah nada yang digunakan sebagai warna melodi di luar dari not utamanya (solmisasi).[6]
Sejarah perkembangan musik jazz dimulai dari Blues. Pada tanggal 9 April 1865, sistem perbudakan dihapus, mereka menari dan bernyanyi sepanjang jalan di New Orleans. Gaya nyanyian mereka kemudian disebut sebagai gaya New Orleans atau Blues. Blues berasal dari kata blue yang artinya sedih, berdasarkan momen historisnya dapat dikatakan bahwa jazz adalah manifestasi dari tangis kesedihan kaum negro yang mendambakan pembebasan dirinya dari perbudakan.[7] Musik Blues semakin berkembang menjadi Ragtime, Dixieland, Boogie Woogie, Swing, Bebop, Progressive Jazz, Modern Jazz, Cool Jazz, Soul, Funk, dan Free Jazz.[8]
Para musisi mulai mengembangkan musik Blues menjadi Ragtime sekitar tahun 1897. Genre Ragtime berupa permainan piano tunggal yang dimainkan di bar dan cafe. Nama ragging atau ragged time terbentuk dari kepiawaian pianis, dan pada akhir abad ke-19 dikenal sebagai Ragtime. Missisippi Rag merupakan karya pertama di era Ragtime yang dipublikasikan oleh komponis bernama William Krell,[9] kemudian Jelly Roll Morton merupakan pianis sekaligus komposer yang mengawali improvisasi dalam permainan Ragtime.[10] Raja Ragtime adalah Scott Joplin dengan karyanya yang terkenal seperti Maple Leaf Rag dan The Entertainer.[11]
Ragtime berkembang menjadi Dixieland di mana improvisasi dilakukan secara bersama-sama oleh para soloist dari awal sampai akhir lagu. Pada era Dixieland, industri rekaman dalam bentuk piringan hitam sudah ada di Amerika. Original Dixieland Jazz Band merupakan band jazz pertama yang merekam hasil karya mereka. Dalam buku Encyclopedia of Recorded Sound, menyatakan:
This was the style represented on the first true jazz recordings to be released, by the Original Dixieland Jazz Band (ODJB), “Livery Stable Blues” (recorded 26 Feb 1917 and released 7 Mar 1917)…. Although early jazz was developed primarily by African-American musicians, this “Original” group was white….[12]

Sistem perbudakan telah dihapus tetapi diskriminasi terhadap orang Afro-Amerika pada saat itu masih kuat, sehingga akses untuk berkarya masih kurang baik. Hal ini menyebabkan Original Dixieland Jazz Band yang seluruh personelnya kaum kulit putih, mendapat akses mudah sehingga menjadi band jazz pertama yang merekam hasil karya musiknya.
Pada tahun 1917-an semua tempat hiburan seperti café dan bar ditutup karena banyak terjadi tindakan kriminal. Para musisi jazz mulai meninggalkan daerah New Orleans membawa musik jazz menelusuri sungai Mississippi, ke arah utara hingga sampai di Detroit. Di tahun 1920-an musik jazz telah berkembang di New York, Chicago, Memphis dan kota-kota besar di Amerika Serikat hingga akhirnya meluas ke seluruh dunia seperti saat ini.[13]
Di kota Chicago, musisi dari New Orleans dan Chicago berkolaborasi membentuk genre jazz yang bernama Boogie Woogie. Menurut David P. Brown dalam bukunya berjudul Jazz, Improvisation, and Architecture: Noise Order, mengatakan:
In the 1920s, Meade "Lux" Lewis and other Chicago pianist developed a twelve bar blues form that became known as Boogie Woogie….[14]

Pernyataan di atas dapat terlihat bahwa praktik tidak bekerja dalam ruangan yang kosong, Meade Lux Lewis dengan beberapa pianis (memiliki habitus dan modal) berada di Chicago (ranah) menghasilkan suatu genre jazz yang baru (praktik) yaitu Boogie Woogie. Boogie Woogie terus berkembang menjadi musik Pop atau Rock.[15]
Genre Dixieland berkembang menjadi genre Swing pada awal dekade 1930-an hingga pertengahan dekade 1940-an. Musik Swing melanda hampir ke berbagai negara dikarenakan pada era itu telah berkembang banyak perusahaan rekam (menggunakan piringan hitam). Ganre Swing menjadi budaya yang populer di Amerika dan menjadi musik hiburan.[16] Masa keemasan Swing ialah ketika dimainkan dengan format Big Band. Pada awal tahun 1930-an dan 1940-an, Swing dinobatkan sebagai musik pop Amerika.[17]
Suasana Perang Dunia II membuat para musisi menjadi terbatasi karena sulitnya ruang bermusik. Rasa bosan terhadap Swing membuat para musisi jazz melakukan suatu perubahan. Setelah Perang Dunia II berakhir, jazz mengalami perkembangan dan mengalami evolusi yang disebut Bebop.[18] Bebop memberikan kebebasan para musisi untuk bermusik, terlihat dari tempo Bebop yang cepat dan kebebasan untuk berimprovisasi. Pada dekade 1940-an, terjadi pencetusan bentuk-bentuk musik baru, misalnya Jump Band yang selanjutnya bercabang ke aliran musik RnB, serta mengilhami bentuk musik Rock n Roll.
Genre Bebop mulai berkembang, dan para musisi jazz tidak lagi menggunakan ketentuan atau batasan yang berlaku di musik Swing, sehingga muncul genre Progressive Jazz dan berkembang lagi menjadi Modern Jazz. Pada tahun 1949-an musik Rock mulai berkembang sehingga Bebop mulai meredup kemudian muncul genre Cool Jazz. Di era Modern Jazz, muncul aliran musik baru yang disebut Soul dan Funk. Aliran musik Soul muncul dari gereja gospel dengan pengaruh aliran musik Blues sedangkan musik Funk cenderung bersifat komersial.[19]
Pada tahun 1960-an muncul Free Jazz, yakni suatu style yang tidak mendasarkan diri pada bentuk dan pola chord tetap. Pada era ini muncul juga Jazz Rock atau Fusion yang menggabungkan improvisasi para musisi jazz dengan ritme dan timbre Rock. Musik jazz berkembang hampir tanpa batas dan bisa dikolaborasikan dengan berbagai style musik. Saat ini muncul tendensi yang masih taraf embrio, yaitu World Jazz yang mengkombinasikan jazz dengan khazanah musik lokal atau tradisional.[20]




[1]Henry Martin dan Keith Waters, Jazz: The First 100 Years, 3rd Edition (Boston: Clark Baxter, 2012), 59.
[2]Diunduh dari laman http://dwipras-blogger.blogspot.com/2011_08_01_archive.html, diakese pada tanggal 18 Oktober 2013.
[3]Bambang Sugiharto (ed), Untuk Apa Seni? (Bandung: Matahari, 2013), 299.
[4]John F. Szwed, Memahami dan Menikmati Musik Jazz, terj., Tubagus Heckman (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), 15.
[5]Szwed, 34.
[6]Diunduh dari laman http://refa-tulisan.blogspot.com/2011/06/blue-note.html, diakses pada tanggal 15 Juli 2014.
[7]Samboedi, Jazz: Sejarah dan Tokoh-tokohnya (Semarang: Dahara Prize, 1989), 23-24.
[8]_______, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ichtaiar Baru – Van Hoeve, 1982), 1564. Lihat juga: Diunduh dari laman http://www.funart.de/Data/jazzhis.html, diakses pada tanggal 11 November 2013.
[9]Ted Gioia, The History of Jazz (New York: Oxford University Press, 2004), 21.
[10]Joachim E. Berendt, The Jazz Book From Ragtime to Fusion and Beyond (New York: Lawrence Hill Book, 1992), 7.
[11]Sugiharto, 300.
[12]Frank Hoffmann (ed), Encyclopedia of Recorded Sound: Second Edition Volume 1 A-L (New York: Routledge, 2005), 1070.
[13]Diunduh dari laman http://ardianumihidayah.blogspot.com/2011/07/sejarah-musik-jazz-di-dunia-by-adnan.html, diakses pada tanggal 30 November 2012.
[14]David P. Brown, Jazz, Improvisation, Architecture: Nois Order (London: University of Minnesota Press, 2006), 1-3.
[15]Samboedi, 18-19.
[16]Dieter Mack, Sejarah Musik: Jilid 4 (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), 383.
[17]Szwed, 99-102.
[18]Paul Lopez, The Raise of a Jazz Art World (Cambridge: Cambridge University Press, 2004), 146.
[19]Samboedi, 21-22.
[20]Sugiharto, 303.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar